LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN I
PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN TAPE KETAN PUTIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang:
Alkohol, khususnya etanol, dapat dibuat dengan dua cara, yaitu secara sintesis dan industri. Pembuatan etanol secara industri, pada umumnya diproduksi dengan cara fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme yang sering disebut sebagai bioetanol.
Pengembangan bioenergi seperti bioetanol dari biomasa sebagai sumber bahan baku yang dapat diperbarui merupakan satu alternatif yang memiliki nilai positif dari aspek sosial dan lingkungan. Etanol banyak digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai bahan campuran minuman keras, kosmetik, anti septik, pencuci alat-alat kedokteran, dan bahan bakar alternatif.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana metode pembuatan bioetanol dalam bidang kimia.
1.2.2. Bagaimana pengaruh lamanya waktu fermentasi terhadap volume etanol yang dihasilkan.
1.3.1. Mengetahui metode pembuatan bioetanol dalam bidang kimia.
1.3.2. Mengetahui mengetahui pengaruh lamanya waktu fermentasi terhadap volume etanol yang dihasilkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur C, H dan O. Pembuatan etanol secara industri, pada umumnya diproduksi dengan cara fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme yang sering disebut sebagai bioetanol. Produksi bioetanol dari tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula atau glukosa. Bioetanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba. Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang ada dalam bahan makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir.
Ragi tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape, baik dari ketan putih dan beras ketan. Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
Ragi tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape, baik dari ketan putih dan beras ketan. Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah erlenmeyer, beaker glass, statif klem, gelas ukur, pengaduk, seperangkat alat destilasi, kompor, dandang, loyang, sendok plastik, wadah toples, dan saringan.
3.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beras ketan putih, ragi, aluminium foil, dan aquades.
3.2. Cara Kerja
Mula-mula beras ketan disiapkan. beras ketan dicuci, ditiriskan, dan direndam semalaman. Beras ketan ditiriskan dan dikukus hingga matang. Beras ketan disiram dengan air mendidih sambil diaduk. Setelah itu, beras ketan diangkat dan diratakn diatas loyang, didinginkan. Ditambahkan ragi sampai merata. Disimpan di wadah tertutup. Kemudian difermentasi.Lalu, tape ketan yang sudah difermentasikan, disaring. Air tape dimasukkan ke dalam alat destilasi. Selanjutnya, dilakukan proses destilasi. Destilat yang dihasilkan merupakan etanol. Dan jika terlihat percikap api pada uji bakar maka proses destilasi telah berhasil.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Campuran ketan putih dan ragi dibungkus rapat,dengan [erbandingan 1 kg beras ketan putih: 2 bulatan ragi. Lalu disimpan selama 2 hari, dan 6 hari pada suhu kamar. Dari 1 kg beras ketan putih yang dijadikan tape menghasilkan air tape sebanyak 1200ml. Berikut merupakan hasil etanol yang didapat:
No Lama Penyimpanan Volume Yang Dihasilkan
1 2 hari 1,2 ml
2 6 hari 4,9 ml
1 2 hari 1,2 ml
2 6 hari 4,9 ml
BAB V
PEMBAHASAN
Proses fermentasi tape ketan putih harus dilakukan secara optimal. Ragi yang digunakan pun harus bermutu tinggi, karena ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan tape. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketan putih ketika akan digunakan sangat penting. Hal ini bertujuan agar tidak dicemari bakteri lain. Karena jika dalam proses pembuatan tape ketan putih dicemari bakteri lain maka proses fermentasi akan terhambat. Sehingga tape akan mengeluarkan bakteri yang sering mengeluarkan racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tape ketan putih dibuat dengan komposisi ketan putih dan ragi. Campuran ketan putih dan ragi dibungkus rapat, lalu disimpan selama 48 jam, dan 144 jam pada suhu kamar. Proses pembungkusan dan penyimpanan ini dilakukan karena proses fermentasi tape menggunakan proses fermentasi anaerob. Tape yang melalui fermentasi anaerob ini rasanya akan lebih manis dibandingkan dengan tape hasil fermentasi aerob, mikroba-mikroba yang terkandung di dalam ragi ini tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna (Tarigan, 1988). Mula-mula pati dalam ketan putih akan diubah oleh enzim amilase yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut menjadi maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa oleh enzim maltase. glukosa oleh enzim zimase dirombak menjadi alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi tape ketan putih kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kromatografi gas (GC).
Pada fermentasi tape yang lebih lanjut alkohol oleh enzim alkoholase dapat diubah menjadi asam asetat, asam piruvat dan asam laktat. Terbentuknya asam asetat, asam piruvat dan asam laktat karena adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat dalam ragi yang bersifat oksidatif.
Buckle et.all (1985), menyatakan bahwa asam piruvat adalah produk yang terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol dan asam laktat. Asam-asam organik dari alkohol membentuk ester aromatik sehingga tape memiliki cita rasa yang khas. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui, semakin lama penyimpanan tape/fermentasi tape maka semakin banyak pula volume etanol yang dihasilkan. Akan tetapi saat dilakukan penelitian, air tape tidak langsung dilakukan destilasi. Mungkin itu salah satu faktor yang mempengaruhi sedikitnya volume etanol yang dihasilkan.
Pada fermentasi tape yang lebih lanjut alkohol oleh enzim alkoholase dapat diubah menjadi asam asetat, asam piruvat dan asam laktat. Terbentuknya asam asetat, asam piruvat dan asam laktat karena adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat dalam ragi yang bersifat oksidatif.
Buckle et.all (1985), menyatakan bahwa asam piruvat adalah produk yang terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol dan asam laktat. Asam-asam organik dari alkohol membentuk ester aromatik sehingga tape memiliki cita rasa yang khas. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui, semakin lama penyimpanan tape/fermentasi tape maka semakin banyak pula volume etanol yang dihasilkan. Akan tetapi saat dilakukan penelitian, air tape tidak langsung dilakukan destilasi. Mungkin itu salah satu faktor yang mempengaruhi sedikitnya volume etanol yang dihasilkan.
Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan dua titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan megatur suhu secara cermat komponen larutan akan menguap dan mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Proses pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin. Destilasi dihentikan jika sudah tidak ada destilat yang menetes dalam penampung. Destilat yang didapat dimasukkan dalam botol kecil dengan ukuran ± 10 ml dan ditutup rapat agar senyawa etanol yang terdapat dalam destilat tidak menguap.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Pembuatan Bioetanol Dengan MenggunakanTape Ketan Putih, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembuatan etanol secara industri, pada umumnya diproduksi dengan cara
fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme yang sering disebut sebagai bioetanol.
2. Metode yang digunakan dalam pembuatan bioetanol ini adalah metode fermentasi oleh ragi dan metode destilasi.
3. Semakin lama penyimpanan tape/fermentasi tape maka semakin banyak pula volume etanol yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiari, S. R. 2008. Teknologi Pangan. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
Indrawati, Gandjar. Tapai from Cassava and Cereals. Department of Biology, Faculty of
Mathematics & Natural Sciences, University of Indonesia., Depok Campus, Jakarta.
Hanbali, M., 2001, Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Karaginan Terhadap Aspek
Kualitas Fisika-Kimia dan Organoleptik Tape Ubi Jalar. Malang: Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
http://infokimiawan13o1b-7.blogspot.com/2013/10/pembuatan-bioethanol-fermentasi-buah.html
(Diakses pada 28 September 2014 09:50 WIB).
LAMPIRAN
![]() |
Gambar 1. Beras ketan yang akan digunakan |
![]() |
Gambar 2. Ketika tape ketan akan disaring, untuk mendapatkan airnya yang akan didestilasi |
![]() |
Gambar 3. Alat destilasi. Ketika air tape didestilasi |